^INI SEMUA UNTUK MENYENANGKAN HATI NABI MUHAMMAD SAW^;

Tuesday 20 September 2011

Perang Salib 2 & 3 "Direbut kembalinya BAitul MAqdis dari Tentara Salib" (Bagian 3 part 2)

Ternyata memang betul, baru sebentar perjanjian ditanda tangani, kaum salib telah mengadakan pelanggaran. Maka Sultan Shalahuddin segera bergerak melancarkan serangan, tetapi kali ini masih gagal dan beliau sendiri hampir tertangkap. Beliau kembali ke markasnya dan menyusun kekuatan yang lebih besar.
Suatu kejadian yang mengejutkan Sultan dalam suasana perdamaian adalah tindakan seorang panglima tentara salib Count Rainald de Chatillon yang bergerak dengan pasukannya untuk menyerang kota suci Mekkah dan Madinah. Akan tetapi pasukan ini hancur binasa digempur Mujahid Islam di laut merah dan Count Rainald dan sisa pasukannya balik ke jerussalem. Dalam perjalanan, mereka telah erjumpa dengan satu iring-iringan kafilah kaum muslimin yang didalamnya terdapat seorang saudara perempuan Sultan Shalahuddin. Tanpa berpikir panjang, Count dan kaki tangannya menyerang kafilah tersebut dan menawan mereka termasuk saudara perempuan Sultan Shalahuddin. Dengan angkuh Count berkata "Apakah Muhammad Nabi mereka itu mampu datang untuk menyelamatkan mereka?"
Seorang anggota kafilah yang dapat meloloskan diri terus berlari dan melapor kepada shalahuddin mengenai apa yang telah terjadi. Sultan sangat marah terhadap terhadap pelanggaran genjatan senjata itu dan mengirim perutusan ke Jerussalem agar semua tawanan dibebaskan. Namun mereka tidak memberikan jawaban. Ujung-ujungnya kejadian ini, Sulatan keluar membawa pasukannya untuk menghukum kaum salib yang sering mengkhianati perjanjian itu.Terjadilah pertempuran yang sangat sengit di gunung Hittin sehingga peristiwa tersebut dikenal dengan perang Hittin.

Monday 12 September 2011

Perang Salib 2 & 3 "Direbut kembalinya Baitul Maqdis dari tentara salib" (Bagian 3 part 1)

Setelah hampir empat puluh tahun kaum salib menduduki Baitul Maqdis, Shalahuddin L-Ayyubi baru lahir kedunia. Keluarga Shalahuddin taat beragama dan berjiwa pahlawan. Ayahnya, Najmuddin Ayyub adalah seorang yang termasyur dan beliau pulalah yang memberikan pendidikan awal kepada Shalahuddin Yusuf bin Najmuddin Ayyub di Tikrit Irak pada tahun 532 H / 1138 M dan wafat pada tahun 589 H / 1193 M di Damsyik. Shalahuddin terlahir dari keluarga Kurdish di kota Tikrit (140 Km barat laut kota Baghdad) dekat sungai Tigris pada tahun 1137 M. Masa kecilnya selama sepuluh tahun dihabiskan belajar di Damaskus di lingkungan anggota Dinasti Zangid yang memerintah Syria< yaitu Nuruddin Zangi.
Selain belajar Islam, Sholahuddin pun mendapat pelajaran kemiliteran dari pamannya Asaddin Shirkuh, seorang panglima perang Turki Seljuk. Bersama dengan pamannya Sholahuddin menguasai Mesir, dan mendeposisikanb Sultan terakhir dari Kekhalifahan Fatimiah (turunan dari Fatimah Az-Zahra, putri Nabi Muhammad SAW).