^INI SEMUA UNTUK MENYENANGKAN HATI NABI MUHAMMAD SAW^;

Monday, 22 August 2011

Perang salib 1 "Jatuhnya Baitul Maqdis Ke tentara salib" (bagian 2)


Berabad-abad lamanya kota suci itu (Jerussalem) berada di kekuasaan islam, tetapi penduduknya bebas memeluk  agama dan melaksanakan ajaran agamanya masing-masing tanp[a ada gangguan. Orang-orang nasrani dari seluruh dunia juga bebas datang untuk melakukan upacara  keagamaannya. oran-orang nasani dari eropa datang mengerjakan ibadah dalam jumlah rombongan yang besar  dengan membawa obor dan pedang seperti tentara. Sebagia dari mereka memainkan pedang dengan dikelilingi pasuykan gendang dan seruling dan diiringi pula oleh pasukan bersenjata lengkap.
sebelum Jerussalem dikuasai kerajaan Seljuk pada tahun 1070 M, upacara seperti itu dibiarkan oleh umat islam, karena dasar toleransi agama. Setelah kerajaan Seljuk memerintah, upacara seperti itu dilarang dengan alasan keselamatan. Mungkin karena upacara tersebut semakin berbahaya. Lebih-lebih lagi kumpulan yang mengambil bagian dalam upacara itu sering menyebabkan pergaduhan dan huruhara. Disebutkan bahwa pada tahun 1064 M ketua Uskup memimpin pasukan sebanyak 7000 orang yang terdiri dari kumpulan Baron-baron dan para pasukan yang telah menyerang orang-0orang Arab dan orang-orang Turki.

Thursday, 18 August 2011

Shalahuddin Al-Ayyubi (bagian 1)

Sholahuddin Ayyubi atau saladinatau salah ad-din merupakan seorang jendral perang dan pejuang muslim kurdi dari tikrit daerah (daerah utara irak saat ini). beliau mendirikan Dinasti Ayyubiyyah di Mesir, Suriah, Sebagian Yaman, irak, Mekkah, Hejaz dan Diyar Bkar. Sholahuddin terkenal di dunia Muslim dan kristen kepemimpinan, kekuatan militer, dan sifatnya yang ksatria dan pengampun pada saat ia berperang melawan tentara salib. sultan Shalahuddin Al Ayyubi juga adalah seorang ulama. ia memberikan catatan kaki berbagai macam penjelasan dalam kitab Hadits Abu Dawud.

Sholahuddin Al-Ayyubi terlahir dari keluarga Kurdish di kota tirkit (140 km barat laut kota baghdad) dekat sungai Tigris pada tahun 1137 M. Masa kecilnya selama sepuluh tahun dihabiskan belajar di Damaskus di lingkungan anggota Dinasti Zangid yang memerintah Syria, yaitu Nur Ad-Din atau Nuruddin Zangi. 

Sholahuddin Al-Ayyubi atau tepatnya Sholahuddin YUsuf bin Ayyub, salah Ad-Din Ibn Ayyub atau saladin/salahudin (menurut lafal orang barat) adalah salah satu pahlawan besar dalam tharikh (sejarah) islam. satu konsep dan budaya dari pahlawan perang ini adalah perayaan hari lahir Nabi Muhammad SAW yang kita kenal dengan sebutan maulud atau maulid, berasal dari kata milad yang artinya tahun, bermakna seperti pada istilah ulang tahun. berbagai perayaan ulang tahun dikalangan/organisasi muslim sering disebut sebagai milad atau miladiyah, meskipun maksudnya adalah ulang tahun menurut penanggalan kalender masehi.

Sunday, 14 August 2011

KISAH-KISAH ISLAMI

Di Zaman yang sudah modern ini, dengan berkembangnya ilmu pengethauan dan juga ilmu telekomunikasi. Banyak orang terutama kaum muda yang hanya mempelajari ilmu dunia tatapi tidak pernah mencari tahu tentang ilmu agama, anak muda remaja/remajawati kini, jika ia ditanya tentang nama artis atau nama menteri mereka tahu dn lantang dengan keras menyebutkan. tetapi jika mereka ditanya tentang sahabat Rasulullah SAW. mereka hanya diam tidak tahu. keadaan ini sudah sangat memprihatinkan untuk kaum muslimin khususnya di Indonesia..
maka dari itu berikut ini merupakan Kisah-Kisah Islami Yang menarik untuk diketahui, sehingga kita dapat mengenal/mengetahui Para Sahabat Nabi serta Perjuangan mereka dalam mensyiarkan Agama Islam di Dunia ini....


  1. KHALID BIN WALID 
  2. SHALAHUDDIN AL-AYYUBI
  3. BILAL BIN RABBAH
  4. ABDURRAHMAN BIN 'AUF

Friday, 12 August 2011

Khalid Bin Walid (Bagian 1)



Khalid ibn al-Walid (584 - 642), atau sering disingkat Khalid bin Walid, beliau merupakan seorang panglima perang pada masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin yang termahsyur dan ditakuti di medan perang serta dijuluki sebagai Saifullah Al-Maslul (pedang Allah yang terhunus). Dia adalah salah satu dari panglima-panglima perang penting yang tidak terkalahkan sepanjang kariernya.


Khalid dilahirkan kira-kira 17 tahun sebelum masa pembangunan Islam. Dia anggota suku Banu Makhzum, suatu cabang dari suku Quraisy. Ayahnya bernama Walid dan ibunya Lababah. Khalid termasuk di antara keluarga Nabi yang sangat dekat. Maimunah, bibi dari Khalid, adalah isteri Nabi. Dengan Umar sendiri pun Khalid ada hubungan keluarga, yakni saudara sepupunya. Suatu hari pada masa kanak-kanaknya kedua saudara sepupu ini main adu gulat. Khalid dapat mematahkan kaki Umar. Untunglah dengan melalui suatu perawatan kaki Umar dapat diluruskan kembali dengan baik.
Awalnya Khalid bin Walid adalah panglima perang kaum kafir Quraisy yang terkenal dengan pasukan kavalerinya. Pada saat Pertempuran Uhud, Khalidlah yang melihat celah kelemahan pasukan Muslimin yang menjadi lemah setelah bernafsu mengambil rampasan perang dan turun dari Bukit Uhud dan menghajar pasukan Muslim pada saat itu. Tetapi setelah perang itulah Khalid mulai masuk Islam.
Ayah Khalid yang bernama Walid bin Mughirah dari Bani Makhzum, adalah salah seorang pemimpin yang paling berkuasa di antara orang-orang Quraisy. Dia sangat kaya. Dia menghormati Ka'bah dengan perasaan yang sangat mendalam. Sekali dua tahun dialah yang menyediakan kain penutup Ka'bah. Pada masa ibadah Haji dia memberi makan dengan cuma-cuma bagi semua orang yang datang berkumpul di Mina.

Panglima perang Muslim yang ditakuti Musuhnya "Pedang Allah" (Bagian 2)




Pribadi yang mengaku tidak tahu dimana dan dari mana kehidupannya bermula, kecuali di suatu hari dimana ia berjabat tangan dengan Rasulullah saw, berikrar dan bersumpah setia….saat itulah dia merasa dilahrikan kembali sebagai manusia “Dialah orang yang tidak pernah tidur, dan tidak membiarkan orang lain tidur.”
Suatu saat Khalid bin Walid pernah menceritakan perjalanannya dari Mekah menuju Madinah kepada Rasulullah:
“Aku menginginkan seorang teman seperjalanan, lalu kujumpai Utsman bin Thalhah; kuceritakan kepadanya apa maksudku, ia pun segera menyetujuinya. Kami keluar dari kota Mekah sekitar dini hari, di luar kota kami berjumpa dengan Amr bin Ash.
Maka berangkatlah kami bertiga menuju kota Madinah, sehingga kami sampai di kota itu di awal hari bulan Safar tahun yang ke delapan Hijriyah. Setelah dekat dengan Rasulullah saw kami memberi salam kenabiannya, Nabi pun membalas salamku dengan muka yang cerah. Sejak itulah aku masuk Islam dan mengucapkan syahadat yang haq…”
Rasulullah bersabda, “Sungguh aku telah mengetahui bahwa anda mempunyai akal sehat, dan aku berharap, akal sehat itu hanya akan menuntun anda kejalan yang baik…” Oleh karena itulah, aku berjanji setia dan bai’at kepada beliau, lalu aku Mohon “Mohon Rasulullah mintakan ampun untukku terhadap semua tindakan masa laluku yang menghalangi jalan Allah…”

Hidup Terpuji dan meninggal dengan Bahagia (Bagian 3)


Kemenangan yang diraih oleh orang-orang Islam di Irak dari orang Persia menimbulkan harapan diperolehnya kemenangan yang sama pada orang Romawi di Syria. Khalifah Abu Bakar mengerahkan sejumlah pasukan dan menunjuk bebrapa orang pilihan sebagai Panglimanya, seperti Abu Ubaidah bin Jarrah, Amr bin Ash dan Yazid bin Abu Sufyan serta Muawiyah bin Abu Sufyan.
Pada saat balatentara Islam ini mulai bergerak, berita ini sampai kepada Kaisar Romawi. Ia menyarankan para menteri dan Jenderal-jenderalnya supaya berdamai saja dengan orang-orang Islam, dan berperang melawan mereka, karena itu hanya akan menimbulkan kerugian saja. Tetapi para menteri dan Jenderal-Jenderalnya tetap bersikeras hendak meneruskan perang sambil sesumbar: “Demi Tuhan, akan kita layani Abu Bakar itu, sampai ia tidak mampu mendatangkan pasukan berkudanya ke negeri kita ini.”

Tuesday, 9 August 2011

MENGAPAKAH KITA MESTI MENGENALI WALI ALLAH DAN KARAMAH MEREKA???

Di dalam Al-Quran, Allah SWT. berfirman :
‘Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran
bagi orang-orang yang mempunyai akal.’ (QS. Yusuf : 111)
 
Kandungan Al-Quran berkisar mengenai keseluruhan aspek kehidupan termasuk hukum, peradaban, perekonomian, kisah-kisah dan banyak lagi. Antara isi yang terkandung di dalam Al-Quran merupakan kisah-kisah kehidupan para Nabi-Nabi, kehidupan ummat-ummat terdahulu serta pengajaran-pengajaran yang terdapat didalam kisah mereka.

Apabila kita membahaskan tentang kewalian serta karamah mereka, tidak mungkin kita mengenepikan kepentingan kehidupan para Nabi dan Rasul serta Mukjizat-mukjizat mereka. Terkenanglah kita kepada kisah Nabi Musa serta tongkat dan cerita terbelahnya Sungai Nil. Tak lupa juga kita Allah SWT. menggambarkan dengan begitu nyata sekali penggambaran perbicaraan semut yang didengari oleh Nabi Sulaiman a.s. Kisah Nabi Khidhir dan cara beliau menuntun Nabi Musa menjadi iktibar kepada kita. Maka tentu sekali, selepas kisah-kisah mereka kita hayati, kita berkunjung pula kepada kisah-kisah manusia awam yang telah digambarkan Allah s.w.t. di dalam Al-Quran dengan kelebihan serta karomah mereka. Kisah Siti Mariam serta makanan yang dihidangkannya, kisah Ashabul Kahfi dan tidur mereka yang lama dan banyaklah kisah yang lain. Maka jika Al-Quran telah mengisikan kisah-kisahnya dengan mereka, maka menjadi kewajiban kitalah mengenali orang-orang yang dicontohi Al-Quran sebagai mereka yang soleh yang dikasihi Allah SWT

Karamah Wali Allah

Karamah merupakan perkara luar biasa yang berlaku ke atas ulama atau wali Allah. Mereka adalah golongan insan yang beriman dan beramal soleh, ikhlas dalam perkataan, perbuatan serta menjadikan seluruh kehidupan mereka hanya untuk beribadah kepada Allah SWT. Para kekasih Allah sangat menumpukan seluruh perhatiannya kepada Allah dan Allah pun senantiasa memperhatikannya bahkan menjadikan insan soleh tersebut lebih dekat kepadaNya. Karamah berlaku sepanjang zaman sejak dahulu hingga ke hari ini. Begitu halnya dari kalangan para sahabat, ramai memiliki karamah atau kelebihan yang luar biasa. Mereka beriman dengan kejernihan kalbu, kecintaan terhadap Allah dan RasulNya melebihi segala-galanya bahkan kasih sayang mereka terhadap orang mukmin sangat mendalam, sehingga akhirnya mereka memperoleh darjat yang tinggi.

Karamah berasal dari kata Ikraam yang mempunyai erti penghargaan dan pemberian. Allah mengurniakan wali-waliNya berbagai kejadian luar biasa atau yang biasa disebut karamah. Hal itu diberikan kepada mereka sebagai rahmat dari Allah dan bukan kerana hak mereka. Karamah biasa disebut sebagai kejadian yang luar biasa yang diberikan Allah kepada hamba-hambaNya yang selalu meningkatkan taraf ibadahnya dan ketaatannya. Karamah itu diberikan sebagai suatu pembekalan ilmu atau sebagai ujian bagi seorang wali. Dan karamah boleh terjadi tanpa sebab dan tanpa adanya tentangan dari orang lain.

TANDA-TANDA WALI ALLAH

1. Jika melihat mereka, akan mengingatkan kita kepada AllahSWT.
Dari Amru Ibnul Jammuh, katanya:  
“Ia pernah mendengar Rasulullah saw bersabda: “Allah berfirman: “Sesungguhnya hamba-hambaKu, wali-waliKu adalah orang-orang yang Aku sayangi. Mereka selalu mengingatiKu dan Akupun mengingati mereka.” (Hadis riwayat Abu Daud dalam Sunannya dan Abu Nu’aim dalam Hilya jilid I hal. 6).

Dari Said ra, ia berkata:  
“Ketika Rasulullah saw ditanya: “Siapa wali-wali Allah?” Maka beliau bersabda: “Wali-wali Allah adalah orang-orang yang jika dilihat dapat mengingatkan kita kepada Allah.”
(Hadis riwayat Ibnu Abi Dunya di dalam kitab Auliya’ dan Abu Nu’aim di dalam Al Hilya Jilid I hal 6).

2. Jika mereka tiada, tidak pernah orang mencarinya.
Dari Abdullah Ibnu Umar Ibnu Khattab, katanya: 
“Pada suatu kali Umar mendatangi tempat Mu’adz ibnu Jabal ra, kebetulan ia sedang menangis, maka Umar berkata: “Apa yang menyebabkan engkau menangis, wahai Mu’adz?” Kata Mu’adz: “Aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda: “Orang-orang yang paling dicintai Allah adalah mereka yang bertakwa yang suka menyembunyikan diri, jika mereka tidak ada, maka tidak ada yang mencarinya, dan jika mereka hadir, maka mereka tidak dikenal. Mereka adalah para imam petunjuk dan para pelita ilmu.”(Hadis riwayat Nasa’i, Al Bazzar dan Abu Nu’aim di dalam Al Hilyah jilid I hal. 6)

Mengenal Wali Allah


Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam yang menurunkan barakah dari sisi-Nya kepada mereka yang Ia sendiri menghendakinya. Limpahan shalawat dan salam ke atas penghulu sekelian Nabi dan Rasul, Saiyyidina wahabibina wa safi’una wa maulana MuhammadSAW. yang menjadi bukti kewujudan barakah di dalam kehidupannya, juga ke atas keluarga dan para sahabat dan seluruh pengikutnya yang mempersaksikan dan menimba barakah dari sisinya.

Kita bersyukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan memberikan nikmat yang tiada terhingga bagi kita sehingga dapat mendalami ilmu-ilmu Allah SWT. yang berkurun-kurun lamanya telah diwarisi oleh para ulama, wali-wali dan orang-orang shaleh sehingga kita dapat mengamalkannya dalam rangka kita meningkatkan tahap pengabdian kita terhadap Allah SWT.

MATI KHUSNUL KHOTIMAH

Mati Khusnul Khotimah Penuh Denganlah Rohmah Penuh Ampunan Robbah Dunia Sampai Akhirat
Ruh Dicabut Dengan Lembut Tak Ada Rasa Takut Malaikat Saling Berebut Memuji Dan Menyambut
Hatinya Sangat Senang Gembira Tak Kepalang Bidadari Berkata Wajahnya Sangat Riang

Tasbih Takbir Bergema Gemuruh Riang Gembira Harum Ruhnya Yang Mulya Menghadap Allah Yang Esa
Ruhnya Terbang Melayang Tak Menginginkan Pulang Nasibnya Tidak Malang Senang Sudahlah Terang
Telinga Mata Hati Tangan Dan Dua Kaki Amanat Allah Robbi Engkau Gunakan Bakti

Ilmu Agama Suci Kau Sangat Pelajari Hingga Engkau Mengerti Titah Dan Tegah Robbi
Kau Amalkan Di Dunia Dengan Sujud Dan Puasa Menjauhkan Dosa-Dosa Pada Allah Yang Esa
Tak Melawan Orang Tua Mendengar Kata Ulama Beramal Dan Berdoa Tak Mencaci Sesama

Malaikatpun Berkata Selamat Dan Gembira Jauh Azab Dan Siksa Wangi Haruman Syurga
Semua Karena Amalmu Taat Pada Tuhanmu Cinta Pada Nabimu Patuh Pada Gurumu
Sekarang Kau Rasakan Macam-Macam Kenikmatan Balasan Menyenangkan Kau Punya Perbuatan

Syurgalah Tempatmu Bersama-Sama Amalmu Bersama-Sama Cintamu Dari Allah Yang Satu
Tidurlah Dengan Tenang Dengan Amal Penerang Nasibmu Tidak Malang Dalam Kubur Bersenang
Mati Khusnul Khotimah Penuh Denganlah Rohmah Penuh Ampunan Robbah Dunia Sampai Akhirat

Al-Habib Hasan bin Ja'far Assegaf 

Monday, 8 August 2011

Biografi Al-Imam Al-Faqih Al-Muqaddam Muhammad bin Ali bin Muhammad Shahib Marbad

[Al-Imam Al-Faqih Al-Muqaddam Muhammad - Ali - Muhammad Shohib Mirbath - Ali Khali' Qasam - Alwi - Muhammad - Alwi - Ubaidillah - Ahmad Al-Muhajir - Isa Ar-Rumi - Muhammad An-Naqib - Ali Al-'Uraidhi - Ja'far Ash-Shodiq - Muhammad Al-Baqir - Ali Zainal Abidin - Husain - Fatimah Az-Zahro - Muhammad SAW]
Beliau adalah Al-Imam Muhammad bin Ali bin Muhammad Shohib Mirbath bin Ali Khali’ Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Al-Imam Al-Muhajir Ahmad bin Isa, dan terus bersambung nasabnya sampai Rasulullah SAW. Beliau dijuluki dengan Al-Faqih Al-Muqaddam (seorang faqih yang diunggulkan).
Beliau adalah al-’arif billah, seorang ulama besar, pemuka para imam dan guru, suri tauladan bagi al-’arifin, penunjuk jalan bagi as-salikin, seorang qutub yang agung, imam bagi Thariqah Alawiyyah, seorang yang mendapatkan kewalian rabbani dan karomah yang luar biasa, seorang yang mempunyai jiwa yang bersih dan perjalanan hidupnya terukir dengan indah.
Beliau adalah seorang yang diberikan keistimewaan oleh Allah SWT, sehingga beliau mampu menyingkap rahasia ayat-ayat-Nya. Ditambah lagi Allah memberikannya kemampuan untuk menguasai berbagai macam ilmu, baik yang dhohir ataupun yang bathin.

Syeikh Muhammad Nawawi bin Umar ibnu Arabi bin Ali al-Jawi al-Bantani (Syeikh Nawawi Al Bantani)

Nama Imam Nawawi tidak asing lagi bagi dunia Islam terutama dalam lingkungan ulama-ulama Syafi’iyah. Ulama ini sangat terkenal kerana banyak karangannya yang dikaji pada setiap zaman dari dahulu sampai sekarang. Pada penghujung abad ke-18 lahir pula seorang yang bernama Nawawi di Banten, Jawa Barat. Setelah dia menuntut ilmu yang sangat banyak, mensyarah kitab-kitab bahasa Arab dalam pelbagai disiplin ilmu yang sangat banyak pula, maka dia digelar Imam Nawawi ats-Tsani, ertinya Imam Nawawi Yang Kedua. Orang pertama memberi gelaran demikian ialah Syeikh Wan Ahmad bin Muhammad Zain al-Fathani.
Gelaran yang diungkapkan oleh Syeikh Ahmad al-Fathani dalam seuntai gubahan syairnya itu akhirnya diikuti oleh semua orang yang menulis riwayat ulama yang berasal dari Banten itu. Sekian banyak ulama dunia Islam sejak sesudah Imam Nawawi yang pertama (wafat 676 Hijrah/1277 Masehi) sampai sekarang ini belum ada orang lain yang mendapat gelaran Imam Nawawi ats-Tsani, kecuali Syeikh Nawawi, ulama kelahiran Banten yang dibicarakan ini. Rasanya gelaran demikian memang dipandang layak, tidak ada ulama sezaman dengannya mahupun sesudahnya yang mempertikai autoritinya dalam bidang ilmiah keislaman menurut metode tradisional yang telah wujud zaman berzaman dan berkesinambungan.

Al Marhum Al Maghfurlah Al-Iman Al Quthb Al-Habib Abdul Qadir bin Ahmad bin ‘Abdurrahman As-Saqqaf

Baqiyatus Salaf wa Sayyidul Khalaf: al-Iman al-Habib Abdul Qadir bin Ahmad bin ‘Abdurrahman as-Saqqaf (1331/1911 – 1431/2010)
Nasab: Beliau adalah al-Habib ‘Abdul Qadir bin Ahmad bin ‘Abdurrahman bin ‘Ali bin ‘Umar bin Saqqaf bin Muhammad bin ‘Umar bin Thoha as-Saqqaf.Beliau dilahirkan di kota Seiyun, Hadramaut pada bulan Jumadil akhir 1331H/1911M.
Beliau lahir dari keluarga yang sholeh. Ayahanda beliau al-Habib Ahmad bin ‘Abdurrahman bin ‘Ali bin ‘Umar bin Saqqaf bin Muhammad bin ‘Umar bin Thoha as-Saqqaf, adalah seorang ulama al-‘Arif billah. Dan begitu juga dengan ibunda beliau, asy-Syarifah ‘Alawiyyah binti al-Habib Ahmad bin Muhammad al-Jufri, seorang wanita sholehah yang suka pada kebajikan. Beliau dibesarkan oleh kedua ayahanda dan ibunda yang sholeh sehingga sejak kecil beliau telah dihiasi dengan hidayah dan ketakwaan.
Ayahanda beliau al-Habib Ahmad bin ‘Abdurrahman bin ‘Ali bin ‘Umar bin Saqqaf bin Muhammad bin ‘Umar bin Thoha as-Saqqaf adalah merupakan seorang ulama terkemuka di Hadhramaut yang merupakan murid dari al-‘Arif billah al-Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi, penyusun Simthud Durar. Dan guru beliau, al-Habib ‘Ali bin Muhammad al-Habsyi pernah berkata: Al-Habib Ahmad bin ‘Abdurrahman adalah Imam Wadi al-Ahqaf (Hadhramaut). Ayahanda beliau wafat setelah menunaikan sholat ‘asar, petang hari Sabtu, 4 Muharram 1357. Manakala ibunda beliau wafat pada 23 Rajab 1378 yaitu bersamaan dengan hari wafatnnya al-Habib Salim bin Hafidz bin ‘Abdullah, kakek al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz.

JADWAL HAUL

JADWAL PERINGATAN HAUL HABAIB SEJAWA

Biografi Ringkas Habib Abdullah bin Muhammad bin Alwi bin Abdullah bin Syahab ( ‘Ainu Tarim )

Beliau seorang yang sangat alim,berwibawa dan tawadhu. Dan Beliau termasuk A’yanil bilad Tariem (Tokoh-tokoh Habaib Tarim). Dan Beliau juga lah yang sering dijuluki Sang “Ainu Tariem” – Matanya Kota Tarim al Ghanna
Usia Beliau sekitar 70-an, putra dari Al-Allamah Habib Muhammad, dan cucu dari Al-Allamah Habib Alwi bin Abdullah bin Shahabuddin, dipercaya telah mencapai maqam atau tingkatan yang sangat tinggi sebagai seorang sufi. Seperti juga ayah, kakek, serta kakek buyutnya, beliau termasuk orang yang dekat dan begitu cinta kepad Rasulullah saw. Sehingga tak ada tindakan-tindakannya yang tidak mengacu pada perilaku Nabi saw. Beliau sering diundang ke Indonesia, melalui para ulama dan habaib,
dan jawaban Beliau selalu;” Saya menunggu perintah saja!’. ( Maksud dari perkataan Beliau ialah menunggu perintah dari ROSULULLAH Saw secara langsung ),karena beliau sering berdialog dengan baginda Rasul Saw.
biasanya didatangi para Ulama yang hendak bepergian berdakwah ke luar negeri untuk minta izin, berpamitan dan memohon doa’ restu. Tak kurang, Habib Umar bin Hafidz, pemimpin Darul Mustafa, Tarim, yang mencetak Ulama-ulama muda di berbagai negeri, tak bisa tidak, selalu mencium tangan Habib Abdullah sebelum keliling mengunjungi anak muridnya. Jangan harap guru besar ini beranjak sebelum mendapat anggukan kepala Habib Abdullah.

Sunday, 7 August 2011

Qasidah Habib Syekh bin Abdul Qadir Assegaf

berikut ini Qasidah Habib Syekh bin Abdul Qadir assegaf...
qasidah yang sangat indah untuk didengarkan, jadi silahkan antum download dan dengarkan sendiri.
pastinya tidak akan bosan untuk didengarkan....

  1. Ahbabul Mustofa Shollah Ala Muhammad.mp3
  2. Ahbabul Musthofa Habibi ya Rasulullah & Allahu Allah.mp3
  3. Ahbabul Musthofa Isyfa lana ya habibana & Ya abbal hasanain .mp3
  4. Ahbabul Musthofa Subhanalloh walhamdulillah Sholawat bersama Habib Syech.mp3
  5. Ahbabul Musthofa Yosholatullahim.mp3

SEMOGA BERMANFAAT !!!!!!!1

Saturday, 6 August 2011

Majlis Ta'lim

Silsilah Habib Hasan bin Ja'far Assegaf


Syailillah Yaa Ramadhan (Arab)


Yaa Robbibil Musthofa


Syailillah Yaa Ramadhan


Wafatnya Sang Rasul

Detik-detik kewafatan Rasulullah SAW telah tiba. Rasulullah SAW menyandarkan tubuhnya yang suci ke pangkuan Sayyidah `Aisyah. Tatkala itu, masuklah Abdurrahman dan Abubakar dan ditangannya ada sepotong siwak. Dengan matanya yang indah, Rasulullah SAW memandangi siwak tersebut dan menunjukkan bahwa beliau menginginkannya. Kemudian Sayyidah ‘Aisyah berkata kepada Rasulullah : “Wahai Rasulullah maukah aku ambilkan siwak ini untukmu ?” Beliau pun menganggukkan kepalanya bertanda mengiyakan. Kemudian Sayyidah ‘Aisyah pun mengambil siwak tersebut dan mengunyah ujungnya sampai lunak kemudian memberikannya kepada Rasulullah. Dan Rasulullah pun bersiwak dengan cara yang paling baik sebagaimana lazimnya dilakukan oleh beliau kala sehatnya. Di depan beliau ada sebuah bejana berisi air, lalu beliau memasukkan kedua tangannya ke dalam air tersebut kemudian mengusapkan kewajahnya sambil berkata : “La ilaaha illallah, sesungguhnya kematian itu mengalami saat-saat yang pedih”.
           Tak berselang lama selesai bersiwak , saat itu kepala Rasulullah berada di pangkuan Sayyidah ‘Aisyah dan Sayyidah ‘Aisyah merasakan beratnya kepala Rasulullah di pangkuannya. Terlihat Baginda Rasul mengangkat kedua tangannya dan menatapkan pandangan ke atas, ke dua bibirnya bergerak dan Sayyidah ‘Aisyah mendengarkannya beliau berkata lirih : “bersama-sama dengan orang-orang yang telah engkau anugerahi nikmat, yaitu para Nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang sholeh. Ya Allah, ampunilah dan kasihanilah aku, pertemukan aku dengan kekasih Yang Maha Tinggi , Ya Allah Kekasih Yang Maha Tinggi”.
           Beliau mengulangi kalimat yang terakhir ini tiga kali, kemudian ke dua mata Rasulullah terpejam dan suara beliau pun tak terdengar lagi. Ruh suci beliau naik menuju kekasih Yang Maha Tinggi, Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Sesungguhnya kita milik Allah dan kita pun akan kembali kepada-Nya.
           Rasulullah wafat pada waktu dhuha musim panas, hari senin 12 Rabiul Awwal tahun 11 Hijriah. Usia beliau saat itu telah mencapai enam puluh tiga tahun lebih empat hari.

Friday, 5 August 2011

Album Duka

Almarhum KH. Zainudin MZ (Da'i Sejuta umat)

 

Almarhumah Syarifah Mariam binti Muhammad bin salim bin ahmad
(nenek Al habib Hasan bin JA'far Assegaf)


Jepret-jepret




Monday, 1 August 2011

Biografi Habib Zein bin Ibrahim bin Smith

Habib Zain lahir di ibukota Jakarta pada tahun 1357 H/1936 M. Ayahnya Habib Ibrahim adalah ulama besar di bumi Betawi kala itu, selain keluarga, lingkungan tempat di mana mereka tinggal pun boleh dikatakan sangat religius.
Guru-gurunya ialah Habib Muhammad bin Salim bin Hafiz, Habib Umar bin Alwi al-Kaf, Al-Allamah Al-Sheikh Mahfuz bin Salim, Sheikh Salim Said Bukayyir Bagistan, Habib Salim bin Alwi Al-Khird, Habib Ja’far bin Ahmad Al-Aydrus, Habib Muhammad Al-Haddar (mertuanya).
pada usia empat belas tahun (1950), ayahnya memberangkatkan
Habib Zain ke Hadramaut, tepatnya kota Tarim. Di bumi awliya’ itu Habib Zain tinggal di rumah ayahnya yang telah lama ditinggalkan.
Menyadari mahalnya waktu untuk disia-siakan, Habib Zain berguru kepada sejumlah ulama setempat, berpindah dari madrasah satu ke madrasah lainnya, hingga pada akhirnya mengkhususkan belajar di ribath Tarim.
Di pesantren ini nampaknya Habib Zain merasa cocok dengan keinginannya. Di sana ia memperdalam ilmu agama, antara lain mengaji kitab ringkasan (mukhtashar) dalam bidang fikih kepada Habib Muhammad bin Salim bin Hafidz, di bawah asuhan Habib Muhammad pula, Habib Zain berhasil menghapalkan kitab fikih buah karya Imam Ibn Ruslan, “Zubad”, dan “Al-Irsyad” karya Asy-Syarraf Ibn Al-Muqri.

Biografi Al-Habib Umar bin Salim bin Hafiz

Al-Imam Al-’Arifbillah Al-Musnid Al-Hafidz Al-Mufassir Al-Habib Umar bin Muhammad bin Hafidz. Beliau adalah Al-Habib ‘Umar putera dari Muhammad putera dari Salim putera dari Hafidz putera dari Abdallah putera dari Abi Bakr putera dari‘Aidrous putera dari Al-Hussain putera dari Al-Syaikh Abi Bakr putera dari Salim putera dari ‘Abdallah putera dari ‘Abdarrahman putera dari ‘Abdallah putera dari Al-Syaikh ‘Abdarrahman Assaqof putera dari Muhammad Maula Al-Daweela putera dari ‘Ali putera dari ‘Alawi putera dari Al-Faqih Al-Muqaddam Muhammad putera dari ‘Ali putera dari Muhammad Sahib Al-Mirbat putera dari ‘Ali Khali‘ Qasam putera dari ‘Alawi putera dari Muhammad putera dari ‘Alawi putera dari ‘Ubaidallah putera dari Al-Imam Al-Muhajir Ilallah Ahmad putera dari ‘Isa putera dari Muhammad putera dari ‘Ali Al-‘Uraidi putera dari Ja’far Asshadiq putera dari Muhammad Al-Baqir putera dari ‘Ali Zainal ‘Abidin putera dari Hussain sang cucu laki-laki, putera dari pasangan ‘Ali putera dari Abu Talib dan Fatimah Azzahra puteri dari Rasul Muhammad SAW.
Beliau terlahir di Tarim, Hadramaut, salah satu kota tertua di Yaman yang menjadi sangat terkenal di seluruh dunia dengan berlimpahnya para ilmuwan dan para alim ulama yang dihasilkan kota ini selama berabad-abad. Beliau dibesarkan di dalam keluarga yang memiliki tradisi keilmuan Islam dan kejujuran moral dengan ayahnya yang adalah seorang pejuang martir yang terkenal, Sang Intelektual, Sang Da’i Besar, Muhammad bin Salim bin Hafiz bin Syaikh Abu Bakr bin Salim. Ayahnya adalah salah seorang ulama intelektual Islam yang mengabdikan hidup mereka demi penyebaran agama Islam dan pengajaran Hukum Suci serta aturan-aturan mulia dalam Islam. Beliau secara tragis diculik oleh kelompok komunis dan diperkirakan telah meninggal, semoga Allah mengampuni dosa-dosanya. Demikian pula kedua kakek beliau, Al-Habib Salim bin Hafiz dan Al-Habib Hafiz bin Abdallah yang merupakan para intelektual Islam yang sangat dihormati kaum ulama dan intelektual Muslim pada masanya. Allah seakan menyiapkan kondisi-kondisi yang sesuai bagi al-Habib ‘Umar dalam hal hubungannya dengan para intelektual muslim disekitarnya serta kemuliaan yang muncul dari keluarganya sendiri dan dari lingkungan serta masyarakat dimana ia dibesarkan.

Biografi Habib Munzir bin Fuad Al Musawa

Al-Allamah wal Fahamah Sayyidi Syarif Al-Habib Munzir bin Fuad bin Abdurrahman bin Ali bin Abdurrahman bin Ali bin Aqil bin Ahmad bin Abdurrahman bin Umar bin Abdurrahman bin Sulaiman bin Yaasin bin Ahmad Al-musawa bin Muhammad Muqallaf bin Ahmad bin Abubakar Assakran bin Abdurrahman Assegaf bin Muhammad Mauladdawilah bin Ali bin Alwi Alghayur bin Muhammad Faqihil Muqaddam bin Ali bin Muhammad Shahib Marbath bin Ali Khali’ Qasim bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Almuhajir bin Isa Arrumiy bin Muhammad Annaqib bin Ali Al Uraidhiy bin Jakfar Asshadiq bin Muhammad Albaqir bin Ali Zainal Abidin bin Husein Dari Fathimah Azahra Putri Rasul SAW.
Nama beliau Munzir bin Fuad bin Abdurrahman Almusawa, dilahirkan di Cipanas Cianjur Jawa barat, pada hari jum’at 23 februari 1973, bertepatan 19 Muharram 1393H, setelah beliau menyelesaikan sekolah menengah atas, beliau mulai mendalami Ilmu Syariah Islam di Ma’had Assaqafah Al Habib Abdurrahman Assegaf di Bukit Duri Jakarta Selatan, lalu mengambil kursus bhs.Arab di LPBA Assalafy Jakarta timur, lalu memperdalam lagi Ilmu Syari’ah Islamiyah di Ma’had Al Khairat, Bekasi Timur, kemudian beliau meneruskan untuk lebih mendalami Syari’ah ke Ma’had Darul Musthafa, Tarim Hadhramaut Yaman pada tahun 1994, selama empat tahun, disana beliau mendalami Ilmu Fiqh, Ilmu tafsir Al Qur;an, Ilmu hadits, Ilmu sejarah, Ilmu tauhid, Ilmu tasawuf, mahabbaturrasul saw, Ilmu dakwah, dan ilmu ilmu syariah lainnya.

^Galery^

KEJADIAN AJAIB YANG MENGIRINGI KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW

    Sebagai manusia pilihan Tuhan untuk menyiarkan agama-Nya di dunia ini. sejak masih dalam kandungan, beliau telah membawa wibawa-wibawa dan perbawa yang tidak dimiliki oleh bayi-bayi pada umkumnya. Diantaranya beberapa keajaiban-keajaiban saat beliau masih di kandungan ibundanya, sampai dilahirkan ke dunia ini adalah sebagai berikut :

  1. Pada umumnya, wanita yang mengandung akan selalu mengalami keadaan yang cepat lelah dan merasa was-was akan bayi yang sedang dikandungnya, apakah ia akan lahir dalam bentuk yang sempurna ataukah tidak dan sebagainya. Namun, keadaan ini tidak dialami oleh Aminah, ibunda Rasulullah SAW, sewaktu mengandung beliau dan ini termasuk salah satu keajaiban bawaan Rasulullah SAW.
  2. Sudah lazim bagi setiap wanita, ketika dirinya maun melahirkan, ia akan merasa kesakitan dan sakit perut yang tiada taranya. Tetapi, keadaan seperti ini tidak dialami oleh Aminah sewaktu melahirkan Rasulullah SAW. Ia merasakan biasa-biasa saja, bahkan perasaannya lebih tentram.