^INI SEMUA UNTUK MENYENANGKAN HATI NABI MUHAMMAD SAW^;

Monday, 22 August 2011

Perang salib 1 "Jatuhnya Baitul Maqdis Ke tentara salib" (bagian 2)


Berabad-abad lamanya kota suci itu (Jerussalem) berada di kekuasaan islam, tetapi penduduknya bebas memeluk  agama dan melaksanakan ajaran agamanya masing-masing tanp[a ada gangguan. Orang-orang nasrani dari seluruh dunia juga bebas datang untuk melakukan upacara  keagamaannya. oran-orang nasani dari eropa datang mengerjakan ibadah dalam jumlah rombongan yang besar  dengan membawa obor dan pedang seperti tentara. Sebagia dari mereka memainkan pedang dengan dikelilingi pasuykan gendang dan seruling dan diiringi pula oleh pasukan bersenjata lengkap.
sebelum Jerussalem dikuasai kerajaan Seljuk pada tahun 1070 M, upacara seperti itu dibiarkan oleh umat islam, karena dasar toleransi agama. Setelah kerajaan Seljuk memerintah, upacara seperti itu dilarang dengan alasan keselamatan. Mungkin karena upacara tersebut semakin berbahaya. Lebih-lebih lagi kumpulan yang mengambil bagian dalam upacara itu sering menyebabkan pergaduhan dan huruhara. Disebutkan bahwa pada tahun 1064 M ketua Uskup memimpin pasukan sebanyak 7000 orang yang terdiri dari kumpulan Baron-baron dan para pasukan yang telah menyerang orang-0orang Arab dan orang-orang Turki.

Tindakan Seljuk itu menjadi salah anggapan oleh orang-orang eropa. Pemimpin-pemimpin agama mereka menganggap bahwa kebebasan agamanya telah diganggu oleh orang-orang islam dan menyeru agar kota suci itu dibebaskan dari gangguan umat islam. Patriach Ermite adalam paderi yang paling lantang membangkitkan kemarahan orang kristen. dalam usahanya untuk mebarik simpatik umat kristen, ermite telah berkeliling Eropa dengan mengendaraai seekor keledai sambil memikul kayu salib besar, berkaki ayam dan berpakaian comapng camping. dia telah berpidato dihadapan orang ramai didalam gereja, dijalan-jalan raya atau dipasar-pasar. katanya, Dia melihat pencerobohan kesucian ke atas kubur Nabi Isa oleh kerajaan Turki Seljuk. diceritakan bahwa jemaah ibadah kristen telah dihina, didzolimi dan dinista oleh orang-orang islam dijerussalem. serentak dengan itu, dia menggalakan orang ramai agar bangkit menyertai perang untuk membebaskan Jerussalem dari tangan orang Islam. Hasutan Ermite berhasil dengan menggalakan Paus Urbanus II mengumumkan ampunan seluruh dosa bagi yang bersedia dengan sukarela mengikuti perang suci itu, meskipun sebelumnyadia seorang perampok, pembunuh, pencuri dan sebagainya. maka keluarlah ribuan umat nasrani untuk mengikuti perang dengan memikul senjata untuk menyertai perang suci. Mereka yang ingin mengikuti perang ini diperintahkan agar meletakan tanda salib dibadannya, oleh karena itulah perang ini disebut perang salib.
Paus Urbanus menetapkan Tarikh 15 Ogos 1095 bagi pemberangkatan tentara salib menuju timur tengah, tapi kalangan awam sudah tidak sabar menunggu lebih lama lagi setelah dijanjikan dengan berbagai kebebasan, kemewahan dan habuan. mereka mendesak Paderi Patriach Ermite agar berangkat memimpin mereka. Maka ermite pun berangkat dengan 60.000 orang pasukan, kemudian disusul oleh kaum tani dari jerman sebanyak 20.000, lalu datang lagi 200.000 orang menjadikan jumlah keseluruhannya 300.000 orang lelaki dan perempuan. Sepanjang perjalanan, mereka diizinkan merompak, memperkosa, berzina dan mabuk-mabukan. setiap penduduk negeri yang dilaluinya, selalu mengalu-alukan dan memberikan bantuan seperlunya.
Akan tetapi sesampainya di Hongaria dan Bulgaria, sambutannya sangat dingin. itu menyebabkan pasukan salib yang sidah kekurangan makanan ini marah dan merampas harta penduduk. penduduk di dua negara ini tidak tinggal diam, walaupun mereka sama-sama beragama nasrani, mereka tidak senang dan bertindak balas. terjadilah pertempuran sengit dan pembunuha yang mengerikan dari 300.000 orang pasukan salib itu hanya 7000 saja yang selamat sampai disemenanjung Thracia dibawah pimpinan sang Rahib. ketika pasukan salib itu mendarat dipantai Asia kecil, pasukan kaum muslimin yang dipimpin oleh sultan Kalij Arsalen telah menyambutnya dengan hayuan pedang. maka terjadilah pertempuran sengit antara kaum salib dengan pasukan islam yang berakhir dengan hancur binasanya seluruh pasukan salib itu.
Setelah pasuka salib itu musnah sama sekali, munculah pasukan salib yang dipimpin oleh Nak-anak Raja Godfrey dari Lorraine perancis, Bohemund dari Normandy dan Raymond dari Touluse. mereka berkumpul di konstantinopel dengan kekuatan 150.000 laskar, kemudian menyebrang selat Bosfur dan melanggar wilayah Islam bagaikan air bah. pasukan kaum muslimin yang hanya berjumlah 50.000 pasukan bertahan mati-matian dibaeah pimpinan sultan Kalij Arselan.
satu persatu kota dan benteng kaum muslimin jatuh ketangan kaum salib, memaksa Klij Arselan mundur dari satu benteng kebenteng lainnya smbil menyusun kekuatan dan taktik baru. bala bantuan kaum salib datang mencurah-curah dari negar-negara di eropa. sedangkan kalij Arselan tidak mengharapkan bantuan dari wilayah-wilayah islam yang lain, karena mereka sibuk dengan kemelut dalam masing-masing. setelah berlaku pertempuran sekian lama, akhirnya kaum salib dapat mengepung Baitul Maqdis, tetapi penduduk kota suci itu tidak mau menyerah kalah begitu saja. Mereka telah berjuang dengan jiwa dan raga mempertahankan kota suci itu selama satu bulan. Akhirnya pada 15 juni 1099 Baitul Maqdis jatuh ketangan tentara salib, tercapailah cita-cita mereka. berlakulah keganasan yang luar biasa yang belum pernah terjadi dalam sejarah umat manusia. tentara salib itu telah menyembelih penduduk awam islam lelaki, perempuan dan anak-anak dengan ganasnya. Mereka juga membantai orang-orang yahudi dan orang-orang nasrani yang  enggan bergabung dengan kaum salib. keganasan tentara salib yang sangat melampaui itu telah dikutuk dan diperkatakan oleh para saksi dan penulis sejarah yang terdiri dari berbagai agama dan bangsa.


Seorang ahli sejarah perancis, Michaud berkata : "pada saat penaklukan Jerussalem oleh orang nasrani tahun 1099, orang-orang islam dibantai dijalan-jalan dan dirumah-rumah. Jerussalem tidak punya tempat lagi bagi orang-orang kalah itu. Beberapa orang coba mengelak dari kematian dengan cara sembunyi-sembunyi dari benteng, yang lain berkerumun di istana dan berbagai menara untuk mencari perlindungan terutama dimasjid-masjid namun mereka tetap tidak menyembunyikan diri dari pengejaran orang nasrani itu"


Tentara salib yang menjadi tuan di masjid Umar, dimana orang-orang islam coba mempertahankan diri selama beberapa lama menambahkan lagi adegan-adegan yang mengerikan yang menodai penaklukan Titus. Tentara Infanteri dan kaveleri lari tunggang langgang di antara para buruan. Di tengah huru hara yang mengerikan itu yang terdengar hanya rintihan dan jeritan kematian. Orang-orang yang menang itu memijak-mijak tumpukan mayat ketika mereka lari mengejar orang yang coba menyelamatkan diri dengan sia-sia.
Raymond d'agiles, yang menyaksikan peristiwa itu dengan mata kepalanya sendiri mengatakan "Di bawah serambi masjid yang melengkung itu, genangan darah dalamnya mencecah lutut dan mencapai tali kekang kuda"


Michaud berkata"Semua yang tertangkap disisakan dari pembantaian pertama, semua yang telah diselamatkan untuk mendapatkan upeti, dinatai dengan kejam. Orang-orang islam itu dipaksa terjun dari puncak menara dan bumbung-bumbung rumah, mereka dibakar hidup-hidup, diseret dari tempat persembunyiaan bawah tanah, diseret dihadapan umum dan di korbankan ditiang gantungan. Air mata wanita, kanak-kanak, begitu juga pemandangan dari tempat memberikan ampunan kepada para algojonya, sama sekali tidah dapat meredakan nafsu membunuh orang-orang yang menang itu. penyembelihan itu berlangsung selama seminggu.beberapa orang berhasil melarikan diri, dimunahkan atau dikurangkan bilangannya dengan perhambaan atau kerja paksa yang mengerikan."


Gustav Le Bon telah mensifatkan penyembelihan kaum salib nasrani sebagaimana kata-katanya : "kaum salib kita yang bertakwa itu tidak memadai dengan melakukan berbagai bentuk kezaliman, kerusakan dan penganiayaan, mereka kemudian mengadakan suatu mesyuarat yang memutuskan supaya dibunuh saja semua penduduk Baitul Maqdis yang terdiri dari kaum Muslimin dan bangsa yahudi serta orang-orang nasrani yang tidak memberikan pertolongan kepada mereka yang jumlahnya mencapai 60.000 orang. Orang-orang itu telah dibunuh semua dalam 8 hari saja termasuk perempuan, anak-anak dan orang tua, tidak seorangpun tidak terkecuali.


Ahli sejarah kristian yang lain, Mill mengatakan :"ketika itu diputuskan bahwa rasa kasihan tidak boleh diperlihatkan terhadap kaum muslimin. oran-orang yang kalah itu diseret ketempat-tampat umum lalu dibunuh. Semua kaum wanita yag sedang menyusui, anak-anak gadis dan anak-anak lelaki dibantai dengan kejam. Tanah padang, jalan-jalan, bahkan tempat-tempat yang tidak berpenghuni di Jerussalem ditaburi oleh mayat-mayat wanita dan laki-laki dan tubuh anak-anak yang koyak-koyak. Tidak ada hati yang lebur dalam keharuan atau yang bergerak untuk berbuat kebajikan melihat peristiwa mengerikan itu."


Jatuhnya kota suci Baitul Maqdis ketangan kaum salib telah mengejutkan para pemimpin Islam. Mereka tidak menyangka kota suci yang telah dikuasainya selama 500 tahun itu boleh terlepas dalam sekedip mata. mereka sadar akan kehilapan mereka karena berpecah belah. Para ulama telah berbincang dengan para sultan, Emir dan Khalifah agar mengambil berat dalam perkara ini.
Usaha mereka berhasil. setiap penguasa negara islam itu bersedia bergabung untuk merampas balik kota suci tersebut. Di antara pemimpin yang paling gigih dalam usaha mengahalau tentara salib itu ialah Imamuddin Zanki dan diteruskan oleh anaknya Emir Nuruddin Zanki dengan dibantu oleh panglima Asasuddin Syirkuh.



Sumber : www.kisah.web.id




Komentar :

ada 0 comments ke “Perang salib 1 "Jatuhnya Baitul Maqdis Ke tentara salib" (bagian 2)”

Post a Comment